Laman

Resiko Bersepeda (+)

Saya ingin jujur kepada Anda menyampaikan tentang beberapa hal yang menjadi resiko ketika anda memilih sepeda sebagai bagian dari kehidupan anda menuju ke tempat anda bekerja
  1. Anda akan mengalami kesehatan yang prima;
  2. Anda akan mendapatkan banyak teman di jalan;
  3. Anda akan memperoleh tabungan yang lebih banyak;
  4. Anda akan mampu mengatur berat badan anda menjadi ideal;
  5. Anda akan merasakan indahnya dunia kalau semua orang menyadari pentingnya menjaga lingkungan;
  6. Anda akan menjadi bagian dalam sejarah hidup manusia dalam era perubahan;
  7. Anda akan menjadi lebih berarti;
  8. Anda akan berkopntribusi pada pengurangn polusi di dunia;
  9. Anda melakukan ibadah;
  10. Anda akan merasa lelah (hal yang manusiawi).
Yah itulah efek dari bersepeda, semoga bisa bermanfaat, sekelumit pengalaman ini ^______^

Gowes ke Kantor Picu Serangan Jantung?

Bersepeda adalah salah satu olahraga ringan dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Tak heran bila olahraga ini banyak dipilih dan menjadi salah satu favorit bagi semua kalangan.
Bahkan di kota-kota besar seperti di Jakarta, bersepeda tak sekadar menjadi hobi, tetapi mulai menjadi tren alat transportasi menuju tempat kerja. Komunitas 'bike to work' terus berkembang dilatarbelakangi kepedulian untuk mengurangi tingkat polusi udara kota. Walaupun sayangnya, animo warga menggunakan sepeda belum ditindaklanjuti serius oleh pemerintah dengan menyediakan jalur khusus sepeda.
Nah bagi Anda yang rutin 'gowes' ke tempat kerja, ada baiknya juga mencermati hasil sebuah studi terbaru di Eropa. Penelitian para ahli dari Hasselt University di Belgia mengindikasikan, aktivitas bersepeda ke tempat kerja, khususnya di kota besar dengan beberapa ancaman selama perjalanan,  dapat meningkatkan risiko bagi kesehatan.
Seperti dilaporkan jurnal kesehatan The Lancet online, bersepeda di tengah jalur lalu lintas yang padat dengan tingkat polusi yang tinggi dapat menjadi salah satu pemicu utama kasus serangan jantung.
Dalam suatu pengukuran skala risiko setiap hari yang terbukti memicu serangan jantung, terjebak dalam lalu lintas padat (baik sebagai pengemudi, pengguna sepeda atau komuter) termasuk dalam daftar teratas faktor pemicu serangan, termasuk di antaranya stres dan paparan terhadap polusi.
Tetapi dari semua itu, pengguna sepeda memiliki risiko terbesar karena selain terpapar polusi berat, mereka juga melakukan aktivitas lain yang memicu serangan jantung, yakni berolahraga.
Studi oleh Hasselt University ini dilakukan dengan cara menganalisis 36 riset sebelumnya. Penelitian ini adalah yang pertama kali meneliti faktor risiko pemicu serangan selain penyakit yang dapat menyebabkan sakit jantung. Meski beberapa faktor ini tampak tumpang tindih, bersepeda ke tempat kerja tetap dimasukkan dalam peringkat, setelah memperhitungkan proporsi total kasus serangan jantung yang disebabkan beragam penyebab.
Menurut pimpinan riset  Dr Tim Nawrot, paparan terhadap lalu lintas dapat memicu risiko serangan jantung sebesar 7,4 persen, diikuti tekanan fisik saat berolahraga sebesar 6,2 persen. Polusi udara dapat memicu antara 5 hingga 7 persen serangan, sementara meminum alkohol atau kopi mencapai 5 persen.
Faktor risiko lainnya adalah emosi negatif (3.9 persen), marah (3.1 persen), makan berat (2.7 persen), emosi positif (2.4 persen),  dan aktivitas seks (2,2 persen).
Polusi udara juga menimbulkan risiko tambahan sebesar 5 persen, tetapi seiring dengan banyaknya warga yang terpapar asap knalpot kendaraan,  asap industri, kualitas udara menjadi ancaman yang lebih penting bagi populasi masyarakat.
Professor David Spiegelhalter, ahli risiko dari Universitas Cambridge, menilai sebenarnya sulit menguraikan faktor risiko dalam suatu peneltiian untuk suatu kondisi tertentu, seperti bersepeda atau mengemudi dalam lalu lintas padat.
"Banyak faktor yang berkontribusi pada risiko secara keseluruhan; seperti polusi udara, stres, tekanan fisik, bahkan emosi yang sudah dikenal sebagai pemicu serangan jantung. Itu adalah gabungan yang kompleks," ujarnya.
Sedangkan Judy O’Sullivan dari British Heart Foundation, berpendapat manfaat berolahraga di luar ruangan  bagi kebanyakan individu sebenarnya jauh melebihi risiko yang ditimbulkan polusi udara.  Ia tetap meminta warga untuk tidak mengurungkan niat berolahraga di dalam kota, seperti berjalan kaki atau  bersepeda.
Dr Tim Chico, konsultan penyakit jantung dari University of Sheffield, Inggris,  menekankan pengaturan gaya hidup jauh lebih penting untuk mencegah timbulnya serangan jantung.
"Kami lebih tahu banyak tentang kenapa seseorang terkena serangan jantung (semisal akibat merokok, kolesterol, dan obesitas), tetapi tidak sedikit tentang mengapa itu terjadi pada hari dan waktu tertentu. Dasar dari penyakit jantung timbul selama bertahun-tahun. Jika seseorang ingin menghindar dari serangan maka ia harus fokus untuk tetap berolahraga, tidak merokok, menjaga pola makan sehat dan berat badan ideal," paparnya.

Sumber

Manfaat & Resiko Bersepeda di Perkotaan

 Manfaat kesehatan dari bersepeda di lingkungan perkotaan terancam oleh resiko terkena polusi udara & kecelakaan, demikian hasil dari sebuah penelitian di Belanda.
Para peneliti menganalisa data dari hasil penelitian internasional mengenai manfaat dari olahraga & ancaman terkena polusi kendaraan & debu jalanan. Mereka kemudian memperkirakan apa pengaruh kesehatannya, apabila 500.000 orang dewasa di Belanda berpindah dari mengemudikan kendaraan ke bersepeda sejauh 5-9 miles setiap hari.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa, bersepeda bahkan dalam waktu yang singkat di jalan raya dapat menyebabkan terkena polusi asap kendaraan & debu jalanan yang membahayakan kesehatan pernafasan & jantung. Hal ini karena para pengemudi sepeda cenderung untuk bernafas 2 kali lebih banyak dibandingkan para pengemudi kendaraan, sehingga mereka akan menghirup udara yang berpolusi tersebut lebih banyak. Para peneliti juga memperhitungkan resiko kematian akibat kecelakaan di jalan raya sekitar 4 kali lebih besar dibandingkan para pengemudi kendaraan.
Meskipun demikian, para peneliti juga mencatat bahwa manfaat kesehatan bagi pengemudi sepeda di Belanda setidaknya 9 kali lebih besar dari bahayanya. Dengan berpindah dari berkendaraan motor ke sepeda, secara rata-rata usia hidup seseorang akan bertambah 3-14 bulan karena meningkatnya aktifitas fisik. Sedangkan resiko yang mereka hadapi karena terkena polusi udara adalah berkurangnya usia hidup 0,8-40 hari serta berkurangnya usia hidup 5-9 hari karena kecelakaan fatal di jalan raya.
Penemuan ini telah dilaporkan secra online pada 30 Juni di Environmental Health Perspectives.
Bersepeda juga bermanfaat bagi kesehatan orang banyak, karena hal tersebut akan menghilangkan 500.000 kendaraan setiap hari, sehingga akan mengurangi polusi udara, demikian catatan dari peneliti.

6 Mitos Keliru Bike To Work (Bersepeda Ke Kantor)

1. Naik sepeda terlalu berbahaya
Memang terdapat resiko yang nyata dalam menggunakan sepeda sebagai transportasi.  Sering pesepeda bertabrakan atau ditabrak oleh kendaraan lain. Namun seberapa bahaya bersepeda jika dibandingkan dengan moda transportasi yang lain? Ada fakta menarik yang mungkin anda belum menyadarinya.
Sebuah biro konsultan bernama Exponent (sebelumnya dikenal dengan Failure Group) telah melakukan pengujian keamanan, resiko kecelakaan  dan meneliti berbagai bentuk aktivitas yang kemudian mereka rangkum sebagai angka bahaya. Hasilnya, mereka menyatakan bahwa angka bahaya per sejuta jam berlangsungnya aktivitas adalah 0.26 untuk kegiatan bersepeda, 0.47 untuk berkendara mobil, 1.53 untuk ‘hidup’  (semua penyebab kematian natural), dan 8.80 untuk bersepeda motor. Dengan kata lain, penemuan mereka menyatakan bahwa resiko yang ditanggung ketika bersepeda hanyalah separuh dari resiko mengendarai mobil, bahkan hanya seperenam saja dari resiko yang terjadi ketika kita ‘tetap hidup’.
Mungkin angka diatas hanya sekedar angka, mungkin saja keliru dalam memprediksikan resiko keselamatan seseorang. Studi lain menunjukkan bahwa tingkat kefatalan dari kecelakaan yang melibatkan pesepeda 11 kali lebih parah dari penumpang di dalam mobil tiap kilometer perjalanan. Angka untuk pejalan kaki jauh lebih besar, sekitar 36 kali dibanding berkendara mobil.
Yang bisa kita pelajari dari studi-studi tersebut bahwa kita bisa meminimalkan kefatalan yang mungkin terjadi. Menggunakan pelindung kepala dan tangan, menggunakan lampu sepeda di malam hari, memberi tanda visual yang jelas ketika berganti arah dan mengendarai sepeda di lajur yang sesuai (paling kiri) akan meningkatkan tingkat keamanan dalam bersepeda. Jika kita berlaku sama seperti pengguna jalan lain, yaitu mematuhi aturan lalu lintas, tingkat keamanan yang kita capai akan signifikan.

2. Jarak tempat kerja terlalu jauh untuk ditempuh dengan bersepeda.
Ya, jika rumah dan kantor berjarak lebih dari 20 km mungkin akan memakan waktu dan tenaga terlalu banyak. Namun banyak cara untuk mensiasatinya. Tentukan jarak terdekat yang bisa anda tempuh dengan sepeda, lalu gunakan kedaraan umum ke tempat tersebut, istilahnya mix commuting. Sekarang anda juga bisa menggunakan sepeda lipat yang dapat dipadu dengan moda transportasi lain.
3. Untuk B2W saya bakal mebutuhkan sepeda yang mahal

Keliru besar. Anda harusnya bisa mendapatkan sepeda baru atau bekas yang layak untuk komuter dengan dana 900 ribu rupiah bahkan kurang. Carilah toko sepeda lokal dengan penjual yang ramah dan mengerti kegiatan komuter bersepeda, atau tanyakan teman yang sudah lebih lama bersepeda ke tempat kerja. Jelaskan kondisi jalan yang akan anda lalui dan jarak perjalanan, mereka akan membantu memilihkan sepeda yang sesuai. jangan terjebak membeli yang mahal hanya karena gengsi. Eric Doyne, Public Relation Shimano sempat menyatakan bahwa sepeda “lifestyle” , yaitu yang didesain untuk sehari-hari dan untuk pesepeda kasual adalah pasar yang paling besar dengan pertumbuhan paling tinggi untuk industri sepeda saat ini, jika dibandingkan dengan sepeda balap kelas atas atau mountainbike yang memang dikhususkan untuk kalangan penghobi.
Jika anda baru mulai B2W, carilah sepeda yang fungsional seperti sepeda komuter yang memiliki fender untuk melindungi baju anda dari kotoran, standar samping dan sadel yang nyaman untuk diduduki.

4. Bersepeda tidak bisa membawa barang-barang yang saya butuhkan
Berarti anda memang sungguh keliru. Atau anda menggunakan sepeda dan tas yang salah. Pannier bag dan keranjang sepeda yang bagus, trunk dan banyak lagi aksesories dapat ditambahkan untuk memudahkan anda membawa barang: laptop, baju ganti, kotak makan siang, beberapa buku, map, dan gadget apapun yang biasanya anda bawa. Lihatlah contoh sepeda berikut atau tas ini jika anda masih ragu.

5. Ketika tiba di kantor, kita akan kucel dan bau badan
Jika ini yang anda khawatirkan, silakan segera mandi setelah sampai tempat kerja. Jika tidak terdapat kamar mandi di kantor anda atau kegiatan mandi tidak terakomodasi baik, mandilah di tempat lain di sekitar kantor anda. Sebagai alternatif, anda dapat menggunakan tisu basah atau tisu bayi. Odor no more!

6. Bersepeda menyebabkan impoten pada lelaki.
Memang terdapat kejadian dimana pesepeda serius dapat mengalami disfungsi ereksi temporer bahkan permanen jika duduk berjam-jam pada sadel balap yang tidak sesuai. Namun telah banyak digunakan sadel seperti ini yang dilengkapi alur yang didesain ergonomis supaya tidak terjadi tekanan pada arteri dan syaraf kemaluan. Jika anda masih saja takut, ada juga sadel tanpa ‘hidung’. Selama sadel yang anda gunakan tepat dan sesuai, dan anda tidak berlatih sekeras atlet Tour de France, bersepeda justru mengurangi kemungkinan disfungsi ereksi dibanding tuduhan sebagai penyebabnya. Bersepeda akan membuat penyakit jantung (penyebab utama disungsi ereksi) menjauh dari kita.
sumber: http://b2w-jogja.web.id/category/panduan-bersepeda