1. Naik sepeda terlalu berbahaya
Memang
terdapat resiko yang nyata dalam menggunakan sepeda sebagai
transportasi. Sering pesepeda bertabrakan atau ditabrak oleh kendaraan
lain. Namun seberapa bahaya bersepeda jika dibandingkan dengan moda
transportasi yang lain? Ada fakta menarik yang mungkin anda belum
menyadarinya.
Sebuah biro konsultan bernama Exponent
(sebelumnya dikenal dengan Failure Group) telah melakukan pengujian
keamanan, resiko kecelakaan dan meneliti berbagai bentuk aktivitas yang
kemudian mereka rangkum sebagai angka bahaya. Hasilnya, mereka
menyatakan bahwa angka bahaya
per sejuta jam berlangsungnya aktivitas adalah 0.26 untuk kegiatan
bersepeda, 0.47 untuk berkendara mobil, 1.53 untuk ‘hidup’ (semua
penyebab kematian natural), dan 8.80 untuk bersepeda motor. Dengan kata
lain, penemuan mereka menyatakan bahwa resiko yang ditanggung ketika
bersepeda hanyalah separuh dari resiko mengendarai mobil, bahkan hanya
seperenam saja dari resiko yang terjadi ketika kita ‘tetap hidup’.
Mungkin angka diatas hanya sekedar angka, mungkin saja keliru dalam memprediksikan resiko keselamatan seseorang. Studi lain
menunjukkan bahwa tingkat kefatalan dari kecelakaan yang melibatkan
pesepeda 11 kali lebih parah dari penumpang di dalam mobil tiap
kilometer perjalanan. Angka untuk pejalan kaki jauh lebih besar, sekitar
36 kali dibanding berkendara mobil.
Yang
bisa kita pelajari dari studi-studi tersebut bahwa kita bisa
meminimalkan kefatalan yang mungkin terjadi. Menggunakan pelindung
kepala dan tangan, menggunakan lampu sepeda di malam hari, memberi tanda
visual yang jelas ketika berganti arah dan mengendarai sepeda di lajur
yang sesuai (paling kiri) akan meningkatkan tingkat keamanan dalam
bersepeda. Jika kita berlaku sama seperti pengguna jalan lain, yaitu
mematuhi aturan lalu lintas, tingkat keamanan yang kita capai akan
signifikan.
2. Jarak tempat kerja terlalu jauh untuk ditempuh dengan bersepeda.
Ya,
jika rumah dan kantor berjarak lebih dari 20 km mungkin akan memakan
waktu dan tenaga terlalu banyak. Namun banyak cara untuk mensiasatinya.
Tentukan jarak terdekat yang bisa anda tempuh dengan sepeda, lalu
gunakan kedaraan umum ke tempat tersebut, istilahnya mix commuting. Sekarang anda juga bisa menggunakan sepeda lipat yang dapat dipadu dengan moda transportasi lain.
3. Untuk B2W saya bakal mebutuhkan sepeda yang mahal
Keliru
besar. Anda harusnya bisa mendapatkan sepeda baru atau bekas yang
layak untuk komuter dengan dana 900 ribu rupiah bahkan kurang. Carilah
toko sepeda lokal dengan penjual yang ramah dan mengerti kegiatan
komuter bersepeda, atau tanyakan teman yang sudah lebih lama bersepeda
ke tempat kerja. Jelaskan kondisi jalan yang akan anda lalui dan jarak
perjalanan, mereka akan membantu memilihkan sepeda yang sesuai. jangan
terjebak membeli yang mahal hanya karena gengsi. Eric Doyne, Public
Relation Shimano sempat menyatakan bahwa sepeda “lifestyle” ,
yaitu yang didesain untuk sehari-hari dan untuk pesepeda kasual adalah
pasar yang paling besar dengan pertumbuhan paling tinggi untuk industri
sepeda saat ini, jika dibandingkan dengan sepeda balap kelas atas atau
mountainbike yang memang dikhususkan untuk kalangan penghobi.
Jika
anda baru mulai B2W, carilah sepeda yang fungsional seperti sepeda
komuter yang memiliki fender untuk melindungi baju anda dari kotoran,
standar samping dan sadel yang nyaman untuk diduduki.
4. Bersepeda tidak bisa membawa barang-barang yang saya butuhkan
Berarti anda memang sungguh keliru. Atau anda menggunakan sepeda dan tas yang salah. Pannier bag dan keranjang sepeda yang bagus, trunk
dan banyak lagi aksesories dapat ditambahkan untuk memudahkan anda
membawa barang: laptop, baju ganti, kotak makan siang, beberapa buku,
map, dan gadget apapun yang biasanya anda bawa. Lihatlah contoh sepeda berikut atau tas ini jika anda masih ragu.
5. Ketika tiba di kantor, kita akan kucel dan bau badan
Jika
ini yang anda khawatirkan, silakan segera mandi setelah sampai tempat
kerja. Jika tidak terdapat kamar mandi di kantor anda atau kegiatan
mandi tidak terakomodasi baik, mandilah di tempat lain di sekitar
kantor anda. Sebagai alternatif, anda dapat menggunakan tisu basah atau
tisu bayi. Odor no more!
6. Bersepeda menyebabkan impoten pada lelaki.
Memang
terdapat kejadian dimana pesepeda serius dapat mengalami disfungsi
ereksi temporer bahkan permanen jika duduk berjam-jam pada sadel balap
yang tidak sesuai. Namun telah banyak digunakan sadel seperti ini
yang dilengkapi alur yang didesain ergonomis supaya tidak terjadi
tekanan pada arteri dan syaraf kemaluan. Jika anda masih saja takut, ada
juga sadel tanpa ‘hidung’. Selama sadel yang anda gunakan tepat dan sesuai, dan anda tidak berlatih sekeras atlet Tour de France,
bersepeda justru mengurangi kemungkinan disfungsi ereksi dibanding
tuduhan sebagai penyebabnya. Bersepeda akan membuat penyakit jantung
(penyebab utama disungsi ereksi) menjauh dari kita.
sumber: http://b2w-jogja.web.id/category/panduan-bersepeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar