Bersepeda adalah salah satu olahraga ringan dan sangat bermanfaat
bagi kesehatan. Tak heran bila olahraga ini banyak dipilih dan menjadi
salah satu favorit bagi semua kalangan.
Bahkan di kota-kota
besar seperti di Jakarta, bersepeda tak sekadar menjadi hobi, tetapi
mulai menjadi tren alat transportasi menuju tempat kerja. Komunitas
'bike to work' terus berkembang dilatarbelakangi kepedulian untuk
mengurangi tingkat polusi udara kota. Walaupun sayangnya, animo warga
menggunakan sepeda belum ditindaklanjuti serius oleh pemerintah dengan
menyediakan jalur khusus sepeda.
Nah bagi Anda yang rutin 'gowes'
ke tempat kerja, ada baiknya juga mencermati hasil sebuah studi terbaru
di Eropa. Penelitian para ahli dari Hasselt University di Belgia
mengindikasikan, aktivitas bersepeda ke tempat kerja, khususnya di kota
besar dengan beberapa ancaman selama perjalanan, dapat meningkatkan
risiko bagi kesehatan.
Seperti dilaporkan jurnal kesehatan The Lancet online,
bersepeda di tengah jalur lalu lintas yang padat dengan tingkat polusi
yang tinggi dapat menjadi salah satu pemicu utama kasus serangan
jantung.
Dalam suatu pengukuran skala risiko setiap hari yang
terbukti memicu serangan jantung, terjebak dalam lalu lintas padat (baik
sebagai pengemudi, pengguna sepeda atau komuter) termasuk dalam daftar
teratas faktor pemicu serangan, termasuk di antaranya stres dan paparan
terhadap polusi.
Tetapi dari semua itu, pengguna sepeda memiliki
risiko terbesar karena selain terpapar polusi berat, mereka juga
melakukan aktivitas lain yang memicu serangan jantung, yakni
berolahraga.
Studi oleh Hasselt University ini dilakukan dengan
cara menganalisis 36 riset sebelumnya. Penelitian ini adalah yang
pertama kali meneliti faktor risiko pemicu serangan selain penyakit yang
dapat menyebabkan sakit jantung. Meski beberapa faktor ini tampak
tumpang tindih, bersepeda ke tempat kerja tetap dimasukkan dalam
peringkat, setelah memperhitungkan proporsi total kasus serangan jantung
yang disebabkan beragam penyebab.
Menurut pimpinan riset Dr Tim
Nawrot, paparan terhadap lalu lintas dapat memicu risiko serangan
jantung sebesar 7,4 persen, diikuti tekanan fisik saat berolahraga
sebesar 6,2 persen. Polusi udara dapat memicu antara 5 hingga 7 persen
serangan, sementara meminum alkohol atau kopi mencapai 5 persen.
Faktor risiko lainnya adalah emosi negatif (3.9 persen), marah (3.1 persen), makan berat (2.7 persen), emosi positif (2.4 persen), dan aktivitas seks (2,2 persen).
Polusi
udara juga menimbulkan risiko tambahan sebesar 5 persen, tetapi seiring
dengan banyaknya warga yang terpapar asap knalpot kendaraan, asap
industri, kualitas udara menjadi ancaman yang lebih penting bagi
populasi masyarakat.
Professor David Spiegelhalter, ahli risiko
dari Universitas Cambridge, menilai sebenarnya sulit menguraikan faktor
risiko dalam suatu peneltiian untuk suatu kondisi tertentu, seperti
bersepeda atau mengemudi dalam lalu lintas padat.
"Banyak faktor
yang berkontribusi pada risiko secara keseluruhan; seperti polusi udara,
stres, tekanan fisik, bahkan emosi yang sudah dikenal sebagai pemicu
serangan jantung. Itu adalah gabungan yang kompleks," ujarnya.
Sedangkan
Judy O’Sullivan dari British Heart Foundation, berpendapat manfaat
berolahraga di luar ruangan bagi kebanyakan individu sebenarnya jauh
melebihi risiko yang ditimbulkan polusi udara. Ia tetap meminta warga
untuk tidak mengurungkan niat berolahraga di dalam kota, seperti
berjalan kaki atau bersepeda.
Dr Tim Chico, konsultan penyakit
jantung dari University of Sheffield, Inggris, menekankan pengaturan
gaya hidup jauh lebih penting untuk mencegah timbulnya serangan
jantung.
"Kami lebih tahu banyak tentang kenapa seseorang terkena
serangan jantung (semisal akibat merokok, kolesterol, dan obesitas),
tetapi tidak sedikit tentang mengapa itu terjadi pada hari dan waktu
tertentu. Dasar dari penyakit jantung timbul selama bertahun-tahun. Jika
seseorang ingin menghindar dari serangan maka ia harus fokus untuk
tetap berolahraga, tidak merokok, menjaga pola makan sehat dan berat
badan ideal," paparnya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar